1. Pada umur berapa pikiran manusia dianggap paling matang? 

Itu pertanyaan yang gue pikirkan selama berbulan-bulan (sampe sekarang) dan belum bisa gue jawab. Umur gue 15(.7) dan gue langsung tau dengan pasti— bukan sekarang. Berarti 15 > x > ∞. Masalahnya, ruang sampelnya kebanyakan. Umur berapa dong?

Tapi pas gue pikir lagi, ada anak yang lebih muda dari gue dan pikirannya lebih dewasa. Tapi berhubung umurnya masih bawang, orang suka meremehkan dia dan menganggap "Ah, cuma pendapat anak kecil. Ngga penting.". Sedangkan ada orang yang lebih tua dari gue dan pikirannya masih kayak anak TK, dan semua orang berpendapat kalo dia normal. Orang dewasa sering menganggap pendapat rasional seorang anak muda insignifikan, padahal mereka juga dulu pernah muda.

Hah, bingung.

2. Bisakah mimpi terus begini?

 Er, dulu banget waktu TK gue pengen jadi arsitek diantara 95% temen gue yang pengen jadi dokter. 4% sisanya pengen jadi pilot dan 1% sisanya (1) cita-citanya ngga jelas dan (2) gue. Kenapa gue pengen jadi arsitek?

Gue anti mainstream kadang suka dibawa ke ruang kerja Mama jaman kecil. Biasanya gue keliling ruang kerjanya dan nemuin berbagai macam hal aneh kayak draft-draft desain bangunan, dan gue bingung, dan gue minta jelasin. Mama dengan sabar jelasin ke gue kalo dia lagi nggak sibuk. Ya, Mama dulunya arsitek. Terus dia berhenti soalnya menurut dia gue adalah anak yang sangat susah diurus, jadi dia bikin butik dirumah. Gue sering berpikir, jadi arsitek asik kali ya.

Mimpi ini sempet pupus saat gue memasuki bangku SD, gue gatau kenapa tibatiba pengen jadi fashion designer. Mungkin karena overdosis nonton Barbie dan ngilerin gaun-gaunnya yang keren. Sketchbook gue dipenuhi coret-coretan desain. Karena gue keseringan gambar dan udah mulai merambat ke komik buat referensi pose, gue kepikiran. Kenapa ga jadi komikus aja sekalian? Setelah gue beli sebuah komik yang ada curhatan komikusnya dibelakang tentang gimana dia luntang lantung ngejar deadline sampe ngga tidur dan mandi 3 hari, gue bergidik. Ga jadi deh.

Gue stick ke fashion design buat beberapa bulan sampe gue menemukan suatu obsesi baru yaitu graphic design. Berjam-jam gue nangkring depan komputer (belom ada laptop waktu itu), buka photoshop, bikin gambar-gambar ga jelas. Sampe gue ada laptop dan kamera, gue mulai ngedit secara serius dan membulatkan niat gue jadi graphic designer.

Mimpi ini goyah saat gue melihat suatu ilustrasi tentang seberapa diremehkan graphic designer dan animator di Indonesia. Mereka digaji kecil, disuruh kerja rodi, pokoknya kurang dihargai. Padahal kalo dalam pembuatan film, proses yang biasanya paling lama adalah proses editing. Belum lagi kalo bikin film animasi. Dan orang masih punya nyali nanya "kenapa Indonesia ga bisa bikin film animasi yang bagus?". Karena yang bagus udah pada kerja diluar negeri. Di negara sendiri dia dibuang, di negara orang dia dicinta. Ck, sedih. Gue mengurungkan niat buat kuliah graphic design, mungkin karena alesan itu dan sia-sia kuliah graphic design karena di internet tutorial photoshop berkembang biak layaknya spora dan sekalinya lo udah ada pegangan tentang bagaimana suatu tool bekerja, lo bisa bikin apa aja yang lo mau.

Gue akhirnya jatuh ke dunia web design. Mulai dari otak-atik kode orang sampe bikin sendiri dari nol. Prosesnya butuh kurang lebih sebulan sampe gue ngerti dan hafal kode-kode level dasar dan menengah. Cuma gue memutuskan buat menjadikan sesuatu kaya gini sebagai kerja sampingan, karena makin banyak automatic code generator di internet (baca: menyebalkan).

Di SMA, hampir tiap minggu gue dijejelin info-info perguruan tinggi. Gue pun melakukan riset tentang perkuliahan, dan gue kembali disatukan dengan cita-cita masa kecil gue yaitu jadi arsitek.

3. Kok ga nyambung.

Nyambung. *ngeliat dengan sinis*

Gue dipersatukan dengan cita-cita masa kecil gue dan entah kenapa kali ini gue bener-bener ngerasa tertarik ke dunia arsitektur, tapi gue juga takut. Pernah denger kan soal orang yang udah capek-capek kuliah A, terus tiba-tiba mereka ngerasa ga cocok? Ada yang udah lulus, tiba-tiba pas kerja ngerasa kayak dibebanin. Makanya itu, pada umur berapa pikiran manusia dianggap paling matang? Gue pengen milih kuliah yang gue enjoy, yang prospek kerjanya bagus.

Tapi gue mau. Gue bakal perjuangin. Tengah malem begini biasanya otak gue disorientasi dan gue melakukan hal-hal yang berani.

Ya Allah, di umur 15(.7) ini aku berdoa padaMu, semoga semua berjalan lancar sampai kedepannya dan mimpiku terkabul.

Amin.

KENAPA SEMUA POST YANG GUE BIKIN TUJUANNYA GA JELAS

Labels: late night sessions, random, story

• 17, student
• i have alter egos
• english, indonesian, basic german & japanese
• part time graphic and web designer
• i like pointless lists like this
• lazy af
• i reached nirvana once but 17 gyro dropped me back down to the pits of hell

by month posted — September 2010 — November 2010 — March 2011 — April 2011 — May 2011 — June 2011 — July 2011 — September 2011 — October 2011 — November 2011 — December 2011 — January 2012 — February 2012 — March 2012 — May 2012 — July 2012 — November 2012 — November 2013 — February 2014 — March 2014 — April 2014 — May 2014 — August 2014 — September 2014 — December 2014 — February 2015 — March 2015 — April 2015 — May 2015 — June 2015 — July 2015 — September 2015 — November 2015 — December 2015

by post titles — [feb 07 2014] — lesson learned — halo. — pie susu — saya kembali — rumah cacas — pembalasan — 100 truths. — safe and sound - taylor swift ft. the civil wars — orang gila in action